sulsel.tribratanews.com – Satu lagi lokasi di wilayah Kabupaten Gowa terdampak oleh cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini. Hal ini terjadi di Dusun Kenanga Desa Pattalikang, Kec. Manuju, Kab. Gowa terlihat dampak dari curah hujan mengakibatkan longsor sehingga menutupi badan jalan.
Peduli akan kejadian itu, Bhabinkamtibmas Desa Pattalikang, Kec. Manuju, Kab. Gowa Bripka Supriadi bersama anggota Polsek Manuju dibantu dengan warga melakukan upaya pembersihan sisa longsor menggunakan alat sederhana.
Bhabinkamtibmas Desa Pattalikang, Kec. Manuju, Kab. Gowa Bripka Supriadi itu juga mengatakan, dalam kejadian tersebut tidak terdapat korban jiwa maupun materil.
Dalam kegiatannya Bripka Supriadi selain melakukan pembersihan juga menghimbau kepada Warga binaannya agar tetap waspada terhadap potensi longsor susulan dan dampak lain dari curah hujan yang tinggi belakangan ini
“Dihimbau kepada masyarakat agar senantiasa tetap waspada dengan berbagai potensi dan dampak lain yang mungkin timbul akibat curah hujan yang di prediksi akan terjadi hingga 4 hari kedepan, tetap waspada karena tidak menutup kemungkinan hal serupa sewaktu-waktu dapat terjadi kembali,” ungkap Bripka Supriadi saat dikonfirmasi, Senin (21/02/2022).
Aksi Bhabinkamtibmas Polsek Manuju yang membantu warga membersihkan material longsor yang menutupi jalan desa merupakan salah satu upaya yang dapat menumbuhkan empati masyarakat terhadap keberadaan Polri.
Dalam rangka membangun empati antara Polri dan masyarakat, perlu dipahami kedua kemampuan ini yakni kemampuan saling mempercayai dan kemampuan empati. Empati adalah kunci membina kepercayaan dari masyarakat. Rasa percaya atau trust relevan sekali dalam kondisi sosial tertentu.
Dalam kehidupan masyarakat, Polisi memainkan banyak peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Mengatur lalu lintas, menegakkan hukum, menyidik perkara, memelihara keamanan dan ketertiban, dan melindungi keselamatan warga negara adalah sebagian dari tugas polisi. Istilah yang sering digunakan adalah melayani, melindungi, dan mengayomi.
Walaupun peran polisi sangat banyak, atau karena peran polisi sangat banyak, pengetahuan masyarakat mengenai polisi, motif polisi, dan tanggapan atau respons polisi, sangat terbatas.
Ada ketidaktahuan dan ketidakpastian di masyarakat luas mengenai kinerja polisi. Pada saat yang sama, dengan peran yang banyak tersebut, yang disertai dengan kewenangan yang dimiliki polisi berdasarkan konstitusi dan undang-undang, polisi memiliki peluang dan kesempatan untuk mengecewakan harapan-harapan masyarakat. Anggota Polri ada yang melakukan korupsi, pungutan liar, dan penyalahgunaan wewenang lainnnya.
Supaya kepercayan pulih, Polri bisa mengembangkan norma dan kode etik yang mewajibkan anggota supaya tidak mengkhianati warga masyarakat yang memercayainya.
Jika warga masyarakat bertemu dengan banyak polisi yang jujur, dan hanya sesekali mendapatkan polisi yang tak jujur, maka kepercayaan masyarakat akan meningkat. Selanjutnya, polisi akan memiliki reputasi atau nama baik. Kalau institusi Polri memiliki reputasi dan nama baik, anggota polisi akan merasa berkepentingan menjaga reputasi dan nama baik polisi di mata warga negara. Pada gilirannya pula, masyarakat akan semakin mempercayai polisi.
Polisi yang memiliki empati tinggi memiliki kemampuan menyelesaikan masalah yang lebih tinggi juga. Karena polisi berusaha memahami dan peduli dengan kebutuhan, kepentingan, dan keprihatinan masyarakat, maka polisi memiliki bekal informasi dan pengetahuan yang diperlukan supaya profesinya dapat dijalankan lebih baik.